Skip to main content

Posts

Jadwal Tayang FTV Bidadari Turun Di Kandang Ayam

Ada beberapa FTV yang gue tulis ceritanya, gue lewatkan di blog. Kali ini, berhubung gue lagi alay, jadi gue tulis lagi. FTV apalagi Feb? Bukan, bukan cinta di balik sempak ya, FTV yang gue tulis ceritanya tuh berjudul BIDADARI TURUN DI KANDANG AYAM . Sebenarnya judul asli bukan itu, tapi ayam-ayam cinta. Berhubung judulnya nggak ada kece-kecenya sama sekali, jadi di ubah sama PH. Seperti sebelum-sebelumnya, beberapa part plot kemungkinan besar di ubah juga sama penulis skenarionya, biar makin oke. Nah, yang main juga entar bisa di bilang ratu FTV lah Dinda Kirana yang bakal beradu akting dengan Feby Andriawan Riza Irsyadillah . Penasaran sama cerita FTV nya? Nonton ya besok, tanggal 28-Oktober-2015, pukul 10.00 di SCTV . Pokoknya harus nonton, mau lo lagi di pangkalan ojek, di warteg, di wc, di kuburan, pokoknya nontooonnn!!!!!! Biar makin penasaran, di bawah ini posternya: 

Mau Jadi Penulis Ide Cerita di TV? Harus Punya Ini Dulu Ya....

Sekarang ini, sebenarnya banyak banget Production House (PH) yang bisa membuat para penulis, baik yang baru maupun senior untuk unjuk gigi. Motivasi ya pastinya pengin berkarya dan mendapatkan uang tambahan. Iya, nggak munafik juga dong gue nulis untuk nebelin dompet sedikit, hihihi.. Lagian, PH juga sebenarnya membutuhkan orang-orang kreatif seperti penulis cerita. Jadi alurnya gini, setelah cerita di acc sebuah station tv, baru deh proses produksi dilakukan. Artinya, kalau nggak ada cerita yang di acc, nggak ada yang di produksi sama PH. Bisa di bilang sih walaupun sekedar nulis cerita untuk ftv misalnya, tapi peran itu termasuk cukup penting bahkan gue bilang sangat teramat penting walaupun kita cuman nulis 1-3 halaman (ada PH yang sampai 9 halaman). Penulis skenario pun baru gerak kalau sudah ada cerita yang di acc lho. Yup, krusial banget kan posisi para penulis ide cerita? Sayangnya, posisi krusial itu berbanding lurus sama tingkat kesetressan. Nah, kalau yang sudah terbiasa, n

Acara Televisi Katanya Kurang Mendidik, Salah Siapa?

Gue tergugah nulis di postingan ini karena banyak orang-orang di facebook yang mengeluhkan acara televisi dan menjudge secara satu sisi kalau acara televisi nggak mendidik dan itu salahnya stasiun-stasiun televisi. Gue setuju, gue lebih senang acara-acara televisi di periode 90-2000an awal dimana slot acara yang pantas untuk di tonton anak-anak lebih banyak. Sekarang, kata orang sih stasiun televisi lebih mementingkan share dan rating. Lalu, apakah kita sadar siapa yang menciptakan share dan rating tersebut? Iya, masyarakat. Banyaknya drama Turki sama sinetron-sinetron bertemakan manusia jadi-jadian yang sekarang muncul pun berkat andil mayoritas masyarakat yang nonton, akibatnya semua pada latah. Memang benar awalnya ada penggiringan di sana untuk menyukai genre tertentu, tapi kan kalau yang mau di giring banyak yang nolak alias nggak di tonton juga nggak mungkin bisa latah gitu.  Sebenarnya, itu bukan jadi hal yang mengherankan karena dulu juga televisi kita dibanjiri dengan ban

Tips Sinopsis FTV Romkom: Goda Reviewer Dengan Paragraf Pertama (Sinopsis Burger Lapis Cinta)

Oke, postingan ini spesial buat teman-teman yang pengin banget nulis sinopsis untuk ftv. Disini, gue akan mencoba membedah paragraf pertama sinopsis gue sendiri yang sudah tayang berjudul burger lapis cinta. Kenapa paragraf pertama? Soalnya, itu tuh paragraf penting dalam sebuah sinopsis ftv. Jangan sampai, sinopsis kita sudah gugur sejak paragraf pertama. Bukannya gue jago ya, gue cuman share pengalaman dari pengamatan gue tentang sinopsis yang sudah di acc aja. Sekali lagi, ini bukan berarti gue jago, sinopsis gue juga ada yang ditolak-ditolaknya kok. Oh iya, sekedar info tambahan aja, sinopsis Burger Lapis Cinta ini kalau nggak salah semua nama tokoh di rubah dan ada beberapa plot di improve tanpa mengubah benang merah ceritanya, tapi itu nggak masalah karena segala improve adalah hak penulis skenario dan PH yang bersangkutan. Yang penting, pada dasarnya sinopsis atau cerita kita sudah memenuhi keinginan station tv sehingga di acc. Sip, kita mulai sajo yo. Paragraf 1: R

Review Film Magic Hour

  Kemarin, gue sama cemewew gue, nonton film Magic Hour produksi Screenplay. Gue penasaran sih isi filmnya sekeren trailernya nggak ya? Gue nonton Magic Hour di Miko Mall, Bandung. Murah cuy, hari biasa cuman 18 ribu! Nah, walaupun gue jadi penulis cerita ftv baru untuk Screenplay Production, bukan berarti review gue ini atas dasar karena gue nulis cerita ftv untuk Screenplay makanya gue bagus-bagusin ya, tapi karena memang penilaian gue pribadi. Kalau nggak salah, magic hour ini di angkat dari novel. Jujur, gue belum baca novelnya sih, jadi yang gue nilai cuman sebatas filmnya dan nggak ada perbandingan sama novelnya. Langsung masuk ke cerita. Di awal, gue merasa "wah, ftv nih kayaknya ceritanya", soalnya alurnya cukup dejavu sama ftv-ftv dimana Nyokapnya Gweeny yang diperankan oleh Meriam Bellina, menjodohkan Gweeny sama Dimas, anak temannya. Nah, Gweeny ini kemudian nyuruh Raina untuk pura-pura menjadi dirinya. Tujuannya, untuk mencari tahu gimana itu si D