Skip to main content

Posts

Review Uncharted 4: Akhir Dari Petualangan Nathan

Beberapa hari yang lalu, gue akhirnya berhasil beli console yang gue idam-idamkan dari jaman Majapahit, yaitu PS4! Kenapa sih kok PS4 console idaman? Simpel sih, dari dulu gue familiar dengan console yang nama lengkapnya Playstation itu. Iya, dari SD gue sering ngerental PS1 sampai Nyokap Bokap gue nyerah dan akhirnya dibeliin PS2 biar nggak ngerental lagi, huahahaha.... Seakan ingin mengulangi masa-masa lampau, jadi deh gue beli PS4 yang harganya 4 jutaan. Yah, mahal sih, tapi ketimbang beli PS3 yang udah pada second semua dan refubrish karena sudah nggak diproduksi sama SONY lagi, mending gue beli PS4 yang dapat dukungan dari SONY lebih lama. Kabarnya, SONY tuh bakal mensupport PS3 cuman sampai 2018, setelah itu kemungkinan game-game baru bakal jarang banget muncul di PS3. Beda sama PS4 yang tentunya masih dapat dukungan SONY lebih lama, mungkin sampai 10 tahun lagi lah. Nah, game pertama yang gue mainin di PS4 apa dong? Jawabannya adalah Uncharted 4! image by google Unchar

Nulis Buku & Nulis untuk Station TV, Enak Yang Mana?

Banyak orang di zaman sekarang yang pengin jadi penulis. Perkembangan keinginan jadi penulis lebih banyak dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, gue nggak tahu kenapa itu bisa terjadi. Nah, biasanya sih orang pengin jadi penulis karena kerjaannya tuh enak, kita cuman tinggal nulis, terus uang masuk deh. Kenyataannya, nggak seperti itu, jadi penulis tuh berat bro! Bayangkan, untuk sebuah novel misalnya, kita harus menulis minimal 70 halaman, tapi honornya cuman 10% dari penjualan. Iya kalau buku nya laku berat, kalau nggak? Bahkan untuk beli gorengan aja cuman dapet berapa biji. Ada juga motivasi berkarya adalah alasan orang untuk nulis buku. Kalau itu, biasanya orang nggak memikirkan uang, yang penting karya nya ada di toko buku. Sayangnya, penerbit mayor kita sekarang membatasi genre. Sekarang, yang lagi booming itu genre romance dan komedi lihat aja di toko buku persentase buku dengan genre itu lebih banyak, di susul kemudian genre horor/thriller. Penerbit, tetap melihat pasar, pad

Kenapa Sinopsis FTV Kita Di Tolak? (@SCTV)

Helow eperibadeh, di postingan ini gue lagi-lagi akan membagikan pengalaman selama nulis sinopsis atau cerita FTV ya. Rada tergugah nulis ini karena selama ini ada beberapa orang yang nanya gimana sih biar bisa di acc? Gue juga nggak bisa ngasih jawaban pasti karena parameter cerita kita di terima tuh terkadang nggak bisa di tebak dan gue juga masih sering di tolak. Tapi, paling nggak ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar sinopsis yang kita buat bisa lebih baik dan nggak 'dibuang' sebelum reviewer membacanya sampai habis. Dalam kasus ini adalah FTV yang tayang di sctv. Apa aja itu? Berikut ini gue jabarin beberapa hal yang bisa bikin sinopsis ftv kita di tolak: 1. Plot Terlalu Sederhana Rasanya ini sudah cukup jelas ya. Bukan cuman di sctv, tapi di station tv lain juga pasti menuntut kita untuk membuat plot cerita yang menarik di mana terdapat konflik yang menarik di sana. Contohnya di ftv romance komedi kayak yang di sctv, kita nggak bisa lagi untuk membuat c

Kabar-Kabarin

Di tahun 2015 ini, gue menganggap bulan desember sebagai bulan penuh rezeki. Buku gue terbit dan kontrak sama PH diperpanjang serta nominalnya bertambah. Nah, bicara soal buku gue sama Riyan hasanin yang C.L.B.K, gue mau ngasih info nih kalau tuh buku sudah ada di toko buku! Tadi siang, tepatnya hari minggu tanggal 13-desember-2015, gue sengaja menyambangi artis berinisial NM toko buku togamas Bandung untuk melihat-lihat apakah buku gue sudah nangkring disana. Hasilnya, ada! ini barang bektinya: Iya, itu lho, bukunya yang gambar jemuran! Sontak dengan antusiasnya gue langsung ambil fotonya. Sialnya, selama gue di sana, belum ada yang beli bukunya.. kriiiik... kriiikk.. kriiikk... Tapi nggak apa-apa, bagi gue, buku C.L.B.K sudah menjajakan dirinya di toko buku juga sudah menyenangkan. Sebagai penjual imajinasi, pastinya langkah ini penting untuk menelurkan karya-karya selanjutnya terlepas tuh karya mau banyak yang menikmati atau nggak. Soalnya, menurut gue, penulis itu sejatiny

Resolusi 2015: Nulis Cerita FTV Melebihi Ekspektasi

Nggak terasa, tahun 2015 sebentar lagi berakhir. Nah, salah satu perkiraan gue di tahun 2015 yang melebihi ekspektasi gue adalah nulis cerita ftv. Iya, pas awal tahun, gue ngerasa nggak bisa lebih dari 10 cerita, tapi ternyata lebih. Mungkin, salah satu penyebabnya karena gue pindah PH ya, makanya jawaban dari sinopsis-sinopsis yang gue lempar jadi cepat di balas. Apa aja cerita ftv yang pernah gue buat di tahun 2015 ini? 1. PH Frame Ritz Di awal-awal tahun, pihak station mengarahkan untuk buat ftv dengan tema yang fiksi-fiksian. Di awal tahun ini, gue masih di PH Frame Ritz. Asmara Pemburu Vampire & Secangkir Sekoteng Cantik jadi cerita FTV terakhir gue bersama PH Frame Ritz. So , gue berterimakasih banyak sama Frame Ritz dan Pak Puguh PS Admaja atas kesempatan yang sudah diberikan ke gue untuk nulis cerita FTV. 2. PH Screenplay Productions Di pertengahan tahun, gue memutuskan untuk pindah PH. Alhamdulillah, ternyata itu bisa di bilang keputusan yang tepat. Terima