Culun atau Populer?

Bagi gue, masa-masa sekolah dulu tuh adalah masa dimana kita dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan culun dan populer. Ya, masa sekolah memang gak ada duanya. Itu adalah masa dimana kita mulai mengenal arti persahabatan, arti disiplin dan arti cinta. Selama sekolah, gue selalu masuk ke kategori culun. Sebuah kelompok paling enggak banget di sekolah, sebenarnya sampai sekarang gue masih dikelompokkan ke kategori culun sih, tapi untungnya lingkungan kampus gak kayak lingkungan sekolah. Di sekolah, kita akan dengan bisa mudah menebak seseorang itu culun atau enggak. Culun dan populer masih bisa di bagi ke beberapa bagian lagi.

Kelompok Culun biasa (tingkat ketertarikan 5/10):

- Culun jenius : Biasanya ngumpul di dalam kelas atau di dalam perpustakaan.

- Culun wajah pas-pasan: Biasanya ada di kelas sama kantin.

- Culun dandanan : Biasanya ada dimana-mana, tapi lebih sering dalam kelas.

Kelompok Populer biasa (tingkat ketertarikan 7/10):

- Populer eskul : Biasanya ngumpul bareng teman organisasinya.

- Populer Anak Band : Biasanya ngumpul di kantin dan di depan kelas.

- Populer ganteng/cantik : Biasanya ada di kantin dan di dalam kelas.

Kelompok Culun Kuadrat (tingkat ketertarikan 4/10):

- Culun jenius plus wajah pas-pasan

- Culun wajah pas-pasan plus dandanan norak

Kelompok populer Kuadrat (tingkat ketertarikan 9/10):

- Populer eskul plus anak band

- Populer jenius plus rupawan

Walaupun terlihat kalah telak, anak culun biasanya lebih bisa mendapat kepercayaan dari teman-temannya, atau mungkin juga lebih bisa dimanfaatkan! Disaat anak-anak populer latihan band, anak-anak culun ini hanya berdiam diri di rumah menatapi keculunannya. Disaat anak-anak populer ngumpul sama anak-anak eskulnya, anak-anak culun ini hanya bisa ngumpul bareng anak culun lainnya di kantin. Disaat anak populer menyatakan cinta kepada orang yang dia suka, anak-anak culun ini hanya bisa duduk di kursi batu di taman sekolah, sendiri. Kehidupan anak culun dan anak populer di sekolah itu sangat kontras sekali. Bagi anak-anak culun, menjadi populer itu hanyalah sebuah mimpi. Tapi, di era sekarang, para sutradara film harus berterimakasih ke orang culun. Berkat adanya siswa culun di sekolah, para sutradara film ini jadi bisa mengembangkan ide mereka. Misalnya: siswa culun yang mendadak keren, siswa culun tapi pintar yang dikejar-kejar sama siswi populer yang cantik abis, dll. 

Iklan sebelum liat paragraf berikutnya.

Culun atau populer itu pilihan, ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Gak selamanya jadi anak populer juga hidupnya enak, mereka harus bisa jaga sikap, kalau gak berita memalukan mereka pasti langsung terpajang di mading. Sedangkan anak culun? mereka enak, kalau pun ngelakuin hal memalukan, gak ada yang mau baca berita mereka di mading sekolah. Kadang gue heran, kenapa sih anak sekolahan yang berbuat mesum itu harus direkam? apa yang kalian dapat coba? mau jadi dokumentasi pas lulus ntar? adanya kalian tuh bakal malu. Gue juga heran sama tawuran yang sering terjadi di sekolah. Kita itu satu Indonesia tapi kenapa harus saling baku hantam sampai ada yang meninggal? reputasi sekolah kalian tuh bisa hancur. Biasanya, anak culun, gak pernah terlibat hal-hal aneh. Anak culun itu dimata orang lain tetaplah anak yang culun, yang gak bisa ngelakuin apa-apa. Tapi bukan berarti semua anak populer gak baik, masih banyak juga anak populer yang baik di sekolahnya. Ya, semoga dengan postingan ini anak-anak yang masih sekolah sadar, kalau diskriminasi itu harus dihilangkan. Culun dan populer itu harus bersatu untuk kemajuan sekolah. Hidup Culun!!