Hoamm, setelah lama bergelut di dunia nyata, akhirnya gue bisa nulis blog lagi. Untuk potingan kali ini, gue mau jadi orang yang bener. Kalau dilihat dari judulnya, pasti pada enggak tertarik. Kalimat ambigu? ah itu mah pelajaran anak sekolahan! iya, tadinya gue juga nganggep kayak itu. Tapi setelah belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar, gue menyadari kalau kalimat ambigu itu bukan sekedar kalimat yang bermakna ganda, tapi juga kalimat yang ngebingungin abis. Dan ternyata, masih banyak tentang teori kalimat ambigu ini yang enggak gue tahu. Gimana aja sih kalimat ambigu itu? okeh, kita pretelin satu-satu penyebab sebuah kalimat itu jadi ambigu yak...
1. Deduksi yang salah.
Sebelumnya, gue mau jelasin dulu kalau deduksi itu sama aja deduktif yang berarti dari kalimat umum ke khusus. Kebalikannya, induktif dari kalimat khusus ke umum.
Nah, contoh kalimat yang ambigu karena deduksi yang salah itu adalah:
- Setiap yang berpenyakit jantung pasti akan mati.
Kenapa itu salah, soalnya kalau kalimatnya gitu, berarti orang yang penyakitnya bukan penyakit jantung tuh enggak bakalan mati dong. Kalau gitu caranya, berarti yang punya penyakit kanker pasti enggak bakal mati.
2. Generalisasi yang terlalu umum.
Iya, generalisasi kan artinya umum, berarti generalisasi yang terlalu umum tuh kalimat umum yang umum banget. Bingung kan? sama. Langsung aja deh contohnya gini kalo bingung:
- Cowok Jakarta tuh ganteng-ganteng.
Di kalimat tersebut, berarti kita memukul rata secara menyeluruh kalau cowok Jakarta ganteng-ganteng. Padahal kan enggak semuanya, masih ada yang kutu kupret semua, kayak.... lo yang baca blog ini mungkin.
3. Penalaran dilandasi oleh alternatif yang tidak tepat dalam pemilihan kata -ini dan -itu.
Contoh: - Kalau kamu tidak menuruti nasihat ayah, kamu tinggalkan rumah ini!
Ada yang ganjil dari kata rumah ini. Iya, disana tuh rumahnya siapa! rumah nenek lo, rumah tetangga lo, rumah hantu, atau rumah Pak RT, kan enggak jelas.
4. Penyebab yang salah nalar yang disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga terjadi pergeseran makna.
Contoh: - Setelah dia membersihkan makam leluhur, besoknya dia hamil!
Ini kalimat ekstrim banget, ini musrik! haha... Iya, dalam fikiran kita, habis tuh orang bersihin makam tuh orang jadi hamil, jadi itu berarti lo dihamilin sama makam! Padahal sebenernya belum tentu maksudnya gitu, bisa aja emang udah waktunya hamil (perbuatan suaminya) setelah kemarin dia bersihin makam. Tapi karena kesalahan pengucapan, kalimat itu jadi ambigu.
5. Analogi yang salah.
Contoh: - Raditya Dika adalah seorang penulis yang jago Stand up comedy. Berarti, saya juga harus jadi penulis agar bisa jago Stand Up comedy.
Nah, pemikiran seperti itu adalah sebuah analogi yang salah. Belum tentu dengan jadi seorang penulis, kita bisa langsung jago Stand up comedy.
6. Argumentasi bidik orang.
Kata dosen gue sih argumentasi bidik orang tuh artinya "sikap yang salah menghubungkan seseorang dengan tujuan yang salah".
Contoh: - Gimana dia mau nyanyi lagu rock, lah nyanyi lagu dangdut saja tidak bisa...
Nah dalam kalimat tersebut disebutkan seolah-olah karena orang itu enggak bisa nyanyi dangdut, berarti orang itu enggak bakal bisa nyanyi rock. Padahal kan itu belum tentu.
Selain dari kalimat diatas, ada juga kata-kata sama yang bermakna beda kayak: bisa (bisa ular atau dapat), tahu (menerti atau makanan tahu), dll. Mungkin masih banyak yak teori yang menyebabkan sebuah kalimat jadi ambiguitas. Kalimat ambigu enggak bisa dipakai di karya ilmiah, tapi kalau untuk "komersialitas", kalimat ambigu ini ampuh. Contoh motto iklan caplang: Buat anak kok coba-coba. Padahal, yang paling tepat itu adalah Untuk anak kok coba-coba. Maka dari itu, coba cek lagi tulisan kita, ambigu apa enggak tuh. Inget, ambigu beda sama terigu, apalagi sama tepung sagu! (apa sih...)
Gue setuju sama yang poin 2.. Gue tinggal di Tangerang dan gue ganteng, kok.. Masak iya yang ganteng2 cuma tinggal di jakarta? Gue, salah satunya.. Hahaha
ReplyDeleteAmbigu kagak? :P
yang nomor 4 kayaknya maksa banget deeh...
ReplyDelete:P
Sip. Perlu dibudayakan berbahasa Indonesia baik dan benar nih.
ReplyDelete@nuel: Iya deh, iyaaaaa!! :D
ReplyDelete@Dihas Endrico: Kalo yang tu contoh dari dosen gw.. :D
@Aditya: Bener buangget...
Wish you a happy day ahead ! Love your nice blog <3
ReplyDeletexoxo
http://singingthumbelina.blogspot.com
Saya perlu belajar lebih banyak lagi, soalnya bahasa Indonesia saya sangat hancur,.
ReplyDeletepostingannya sangat membantu.
salam sukses.
hahahhaaa sumpah ngakak liat kalimat2nya.. tapi bener juga ya.. hahahha
ReplyDelete@Meilina Utomo: Oh yes, thank you.. *bukakamus*
ReplyDelete@Susan Lolo Bua: Ya, gw juga masih belajar mbak. :D
@Nonni Shetya: Nah itu komentarnya ambigu juga ada kata perulangan berupa "hahha".. :D
masya'Allah itu nomer 4 -________-"
ReplyDeleteyg hamilin pasti mas feby
gak nyangka lu dosen bahasa indonesia ya? haha
ReplyDelete@Adittya Regas Waduh... horor
ReplyDelete@randy yang penting share Bukaaaaannn..
ReplyDeleteSetelah sekian lama jd silent reader, kali ini mau ikutan komentar ah! Hahahaha.. kalimat ambigu emang bs bikin salah kaprah. Tapi gue sendiri sih suka pake bahasa ambigu buat ngisengin temen sama menutupi maksud terselubung! Hahahahah..jadi sebenernya pinter2nya kita aja mengartikannya.. bener gak? :p
ReplyDeletejiah... cowok jakarta ganteng ganteng kayak gue yang baca ini... waduh saya jadi ingin belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar neh. pasalnya saya nulis gak begitum mperhatikan yang beginian. makasih dah psoting kek gini.
ReplyDelete