Skip to main content

Acara Tipi Membosankan, Salah Siapa?

Puasa-puasa gini emang enak ye kalau lihat iklan sirup, apalagi yang airnya tuh netes-netes di gelas. Tapi, bukan itu yang akan gue bahas di postingan kali ini. Melainkan, acara tipi! Iya, nggak di facebook, twitter sampai kaskus, gue selalu melihat keluhan beberapa orang yang ngomong kalau acara tipi tuh makin hari makin sampah, alias gak bermutu. Salah satunya acara FTV yang gue sendiri berkecimbung di dalamnya sebagai penulis ide cerita. Memang sih, gue juga mengakui FTV tuh gitu-gitu aja, terlalu cepat alurnya juga nonsense banget. Masa si tokoh langsung ketemu sama jodohnya? begitu lihat intro aja udah ketebak deh siapa yang bakal jadian sama siapa. Iya, gue akuin itu memang pasaran. Namun, itulah tren yang diciptakan. Setiap acara, punya tren atau cirinya masing-masing.

Enggak beda jauh dari orang-orang yang menjual produk. Semua stasiun televisi juga gitu. Mereka bakal menciptakan produk mereka sendiri. Nah, produk mana yang banyak peminatnya, itu yang dipertahankan. Jujur sih, tahun 90-an tuh adalah masa di mana acara tipi sangat bervariasi. Gue bersyukur sudah menjadi saksi betapa bervariasinya musik di tahun itu, betapa bagusnya tontonan sinetron di era itu seperti keluarga cemara atau si doel anak sekolahan, betapa diperhatikannya acara anak-anak. Bahkan, acara untuk dewasanya pun ada. Gue kangen sama era itu, tapi mau gimana lagi, sekarang tuh era industrinya gila-gilaan. Siapa yang nggak bisa menghadirkan rating bagus, dia tergusur. Siapa penentu rating? ya kita-kita, kalian-kalian yang menonton-lah. Jadi, secara nggak langsung, kita-kita sendiri yang sudah menentukan mutu acara tipi akan seperti apa.

Gue ambil contoh aja sinetron Ganteng-Ganteng Serigala. Ada beberapa orang yang bilang tuh sinetron plagiatlah, kacrutlah, sampahlah. Tapi, pas ada adegan siapa tuh ya, gue lupa namanya pokoknya ada adegan yang si 'anu' putus dengan si 'itu', tiba-tiba langsung jadi trending topik di twitter! Gila, itu cuman sinetron keleusss. Intinya, kalian-kalian, kita-kita, yang nggak suka sama sinetron itu tuh cuman kaum minoritas. Satu-satunya cara lo bisa membuat acara yang lo anggap sampah itu berhenti adalah lo gedor rumah orang-orang yang nonton tuh acara, terus lo bunuh semua biar nggak ada yang nonton lagi. Gak mungkin kan? Hahaha... Susah memang.

Gue yakin, setiap orang kreatif yang berkecimpung di industri broadcasting ini pasti punya idealisme. Tapi, lagi-lagi idealisme itu terbentur dengan rating. Mau gak mau, lagi-lagi ngikutin kemauan yang di atas. Enggak munafiklah, semua orang butuh duit dan menurut gue itu halal kok. Gue sebagai penulis (sampingan) ide cerita ftv pun pada akhirnya harus tunduk dengan apa yang di mau sama stasiun televisi. So, kalau kita mau merubah acara tipi, bukan kita aja yang harus stop nonton acara 'sampah' itu, tapi juga semua orang yang menikmati acara itu. Cuap-cuap perorangan tuh percuma kalau masih tergolong minoritas, enggak bakal bisa merubah semuanya.

Comments

  1. Dan gak cuma sinetron aja..

    acara TV lain kayak Lic\ve Show, Talkshow, sama acara joget-joget yang rame bener di Indonesia juga banyak yang mengutuk

    tapi faktanya sampai sekarang masih tayang
    rating nya makin lama makin tinggi malah

    walaupun banyak yang juga bilang itu sampah dan semacamnya

    Menurut gue sih, mendingan kita nya aja yang cerdas milih mau nonton apa. daripada ngeluh-ngeluhin. buang-buang waktu. buang-buang tenaga.
    toh bakal tetap tayang juga wkwkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha,, Iya, masih ada juga kok acara yang bagus. Gw sih kalo FTV-FTVan di stasiun tipi mana aja suka-suka aja sih. Tapi, kalau acara kyak fesbukers, gitu-gituan, ogah....

      Delete
  2. meski jarangn nonton, saya adalah orang yang cukup suka dengan FTV meski - seperti yang anda katakan - ceritanya cukup membosankan
    assalamualaikum. salam kenal

    ReplyDelete
  3. sabar Feb, butuh waktu untuk mengaktualisasi idealisme. semangat bikin sinopsis ftv lagi aja yg lbh banyak lebih kreatif :)

    ReplyDelete
  4. Bener, Bro. Yang bilang sinetron itu sampah dan nggak mendidik itu cuma minoritas. Gue harus akui itu. Cuz, gue sering ngelihat kok, sering ngintip tipi2 orang juga. Eh busyet, tontonannya dah. Sinetron, acara2 joget2 ga jelas, dll, dsb. Bahkan abang sepupu gue malah demen banget nonton yang begituan. Padahal gue aja rada eneg. Hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, lu gak nyolong tipi orang juga kan, hahaha... Emang, kenapa acara2 joget2 masih tayang kan gara2 banyak yang nonton juga, berarti bukan stasiun tipinya yang salah soalnya ini industri sih, kayak klub bola misalnya, nggak berprestasi nilai jual mereka turun, terpaksa untuk gak mengalami kebangkrutan mereka jual pemain yang bagusnya.

      Delete
  5. aku lebih suka lihat kartun bisa ketawa tidak membosankan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha,, Selera anda bagus sekali.. Tapi gue sih lebih seneng liat orang politik gontok2an kayak anak kecil.. :D

      Delete
  6. terus, lo mau salahin gue gitu? lo siapa? wkwkwkkw

    ReplyDelete
  7. itulah dilemanya kalau yang berkecmpung dalamdunia kreatif mah, idealisme bakalan kegeser sama perut mah ya...:D

    ReplyDelete
  8. Wah,sekarang orang orang yang gak suka nonton acara TV udah sedikit terobati sih dengan ada nya Youtube atau media hiburan lewat internet lainnya jadi sekarang bisa tinggalkan semua acara tidak bermutu di tv(kecuali Tv one,metro atau netTV) tonton apa yang ingin kamu tonton "it's youtube" hehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenang Kera Sakti (Journey To The West)

Seekor kera, terpuruk terpenjara dalam gua.. Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa.. Bertindak sesuka hati loncat kesana-kesini.. Hiraukan semua masalah dimuka bumi ini.. Gak, gue bukan lagi buat puisi. Sobat masih inget gak itu penggalan dari lirik lagu apa? Yup, itu adalah lirik dari film yang dulu setiap sore gue tunggu kehadirannya di indosiar. Setelah era ksatria baja hitam RX, banyak banget film anak-anak bermunculan kayak ninja jiraiya dan kawan-kawan. Tapi setelah itu, setelah gue beranjak SMP, gak ada lagi film yang bener-bener membuat booming dunia anak-anak. Memang masih ada beberapa film sih, tapi tema film anak-anak yang gitu-gitu aja membuat kami, rombongan anak-anak SMP dan sederajat, berasa mengalami kebosanan tontonan dan mengakibatkan kami lebih memilih baca komik. Sampai tiba pada saat film kera sakti (Journey to the west) muncul ke dunia pertipian Indonesia. Inilah saat-saat gairah menonton tipi kembali muncul.  Foto 1. Inilah dia keluarga kecil SunG

Balada Perut Mules

Warning: Postingan ini akan merusak selera makan anda. Yang lagi makan sebaiknya di stop dulu. Terimakasih. Akhir-akhir ini gue dilanda lagau (baca: galau). Bukan karena cinta, bukan juga karena gue tidak kunjung mendapatkan gelar S1, tapi gue galau karena kondisi perut gue yang gak enak banget. Gue gak tau kenapa ini terjadi. Gue ngerasa ada angin yang muter-muter di perut gue dan gue merasa ada "sesuatu" yang minta dikeluarin dari bokong gue. Sesuatu itu adalah.... ah, di skip aja, kalau gue kasih tau bentuknya gimana, wananya apa, lembek apa keras, ntar para pembaca jadi pada muntah di depan monitor. Melihat ketidakberesan itu, besoknya gue langsung konsultasi sama nyokap. Disaat-saat seperti ini nyokap memang tempat yang pas buat mengadu. "Mah, perut Feby kok mules gini ya, gak enak banget." "Owh, sama dek, mamah sama papah juga gitu, lagi musim." "Lho, memang ada ya musim perut mules gini, Mah?" "Ya ada lah. Mungk

Mau Promo Buku Pertama Ah....

Di postingan kali ini gue mau share buku pertama gue bersama Riyan Hasanin . Bukunya secara garis besar bercerita tentang cinta dan persahabatan mahasiswa yang ngekos atau secara genre bukunya adalah komedi romance (emang ada genre kayak itu!). Gue sama Riyan mengerjakan naskah buku ini udah dari tahun kemarin, tapi karena kendala ruang dan waktu (sekarang juga masih sebenarnya), jadinya kita pending dan baru bisa di realisasikan sekarang. Cover bukunya kira-kira seperti ini:   Ya, buku kita diterbitkan melalui penerbit self publishing, LeutikaPrio. Semoga kedepannya kita bisa ke penerbit konvensional. Bukunya total ada 203 halaman yang terdiri dari 10 Bab. Yang berminat beli bisa lihat infonya dan pesan di web LeutikaPrio langsung DISINI atau lewat sms ke LeutikaPrio: 0821 38 388 988, sms aja judul sama nama penulisnya. Selain itu, pemesanan bisa juga lewat twitter @radiokonyol . Kalau mau pesan lewat gue juga bisa. Kontak aja twitter gue, FB gue, YM (foktarista), via E