Mungkin bagi sebagian orang, nulis fiksi adalah sesuatu yang mudah. Ah, itu kan cuman karangan, gampang itu mah tinggal duduk terus ngetik doang. Sesimpel itukah? menurut gue, yang paling mudah itu nulis sesuatu yang kita alami sendiri dibandingkan nulis fiksi fantasi. Pada tulisan fiksi fantasi atau Thriller, banyak yang kita pikirkan. Mulai dari karakter tiap tokoh, konflik dan ending yang berkesan. Di luar negeri, novel fiksi termasuk novel yang paling banyak diminati, beberapanya pasti pada taulah si penyihir yang dahinya kegores (Hary Potter) sama vampire itu (Twilight). Di Indonesia, setahu gue, novel fiksi fantasi/ thriller buatan penulis Indonesia agak kurang diminati sekarang. Yang gue liat di Indonesia ini novel yang laris adalah novel bergenre kehidupan pribadi, humor sama cinta-cintaan.
Gue gak tau, penulis fiksinya yang kurang atau peminat novel fiksinya yang minim. Entahlah. Nah, atas dasar-dasar itulah disini gue mau ngasih sedikit tips nulis fiksi fantasi/ thriller. Walaupun gue juga masih belajar, paling enggak tips-tips ini bisa buat banyak orang sadar bahwa betapa seru dan menantangnya menulis sebuah karya fiksi. Ini dia tips-tipsnya yang gue rangkum dari beberapa sumber.
1. Memilih topik yang tepat.
Menurut gue di Indonesia ini pembaca novel itu kebanyakan remaja-dewasa, ya mungkin antara 18-30 tahunan. Jadi, pintar-pintarlah memilih topik yang kira-kira disukai oleh pembaca dengan range umur segitu. Tapi apapun itu, fiksi fantasi/thriller biasanya selalu identik dengan misteri. Entah itu tentang dunia lain, pembunuhan, pencurian, dll. Kenapa misteri? karena pada topik misteri ini, unsur kejutan di dalamnya pasti lebih banyak. Nah, ini sulitnya dimana penulis harus menciptakan sebuah kejutan-kejutan di dalam tulisannya. Inget Hary Potter? siapa sangka si Harry yang awalnya seolah cuman kayak babu, dikucilkan, eh ternyata anak dari pasangan penyihir yang tersohor.
2. Cari Inspirasi Sebanyak-banyaknya.
Jangan takut untuk bertanya, jangan takut dompet mengering karena abis beli novel fiksi. Kalau kita benar-benar serius, segala upaya itu enggak akan nihil. Kita harus banyak referensi dari genre novel yang sama, yang mau kita buat. Kalau gue saranin jangan yang beda genre (iya lah!). Jangan lo mau bikin novel fiksi kayak Narnia eh malah beli novel Kambing Jantannya Raditya Dika.
3. Ciptakan Pahlawan dan Penjahat yang hebat.
Gak seru kalau novel fiksi thriller penjahatnya "letoy". Di dunia ini banyak pertentangan seperti ada hitam dan putih, miskin dan kaya, pintar dan bodoh, dll. Begitu juga sebuah novel fiksi. Banyak contoh dari pertarungan tokoh jahat dan baik ini. Biasanya, penjahat bersifat iri hati, pendendam, serakah tapi jenius dan bahkan ada gabungan dari beberapanya yang bisa dibilang rada psycho, contohnya Joker, gue adalah pengagum berat Joker. Di Sherlock Holmes ada juga penjahat jenius bernama Profesor Moriarty. Tapi ingat, gak selamanya sebuah fiksi mengharuskan menciptakan Pahlawan dan Penjahat yang jenius di dalamnya. Ada juga sebuah fiksi dimana tokoh utamanya bisa dibilang juga punya sifat yang enggak begitu baik/ sempurna seperti Pinokio dan Arsene Lupin, yang berarti bahwa sifat jahat/ gak baik juga ada pada diri tokoh utama.
4. Jangan Terburu-Buru Mengakhiri Perang.
Ya, novel fiksi yang laris adalah novel fiksi yang berkelanjutan. Tetaplah menghidupkan Pahlawan dan Penjahat. Oh iya, pahlawan dan penjahat disini bukan cuman bersifat tunggal. Mereka bisa juga berkelompok. Misal di sekuel pertama beberapa anggota dari kedua kelompok tersebut mati, lalu pertarungan kelompok jahat dan baik ini dilanjutkan pada sekuel-sekuel berikutnya. Biar cerita lebih seru, muncul karakter baru untuk menggantikan karakter yang hilang di sekuel sebelumnya.
5. Buatlah Paragraf yang pendek.
Khusus pembaca remaja, rata-rata mereka suka membaca paragraf yang gak terlalu panjang. Sebaiknya paragraf tuh singkat, jelas, padat. Untuk penulis amatir kayak gue, paragraf yang pendek ini adalah langkah yang aman. Biasanya, penulis-penulis yang suka menulis dengan paragraf panjang sangat pintar bermain di pendeskripsian dengan pilihan kata yang sangat pas. Nah kalau kita belum sanggup gitu, mending bermain di paragraf-paragraf yang pendek tapi alur tetap jelas.
6. Penjelasan Karakter Yang Detail.
Nah ini yang gak kalah krusial. Kadang, penulis suka bingung cara menjelaskan karakter tokoh yang dibuatnya ke pembaca. Ada dua yang harus dijelaskan penulis, yaitu gimana bentuk fisiknya dan gimana sifatnya. Nah, ini yang kadang buat kita bingung. Untuk penjelasan ini kita gak perlu nulis semua kok, misal untuk fisik aja, kita cukup menjelaskan beberapa aja misalnya hidung mancung, mata sipit dan badan gempal. Biarkan pembaca memvisualisasikan tokoh itu sendiri. Jangan ditulis semua sampai upilnya segede apa, bentuk upilnya gimana, gak perlu! Oh iya, untuk penjelasannya, kita bisa menjelaskan bagaimana si karakter tersebut melalui paragraf dan conversation. Misalnya ada conversation gini:
"Wan, kok lo gak ikutan kita sih kemarin?"
"Ah males, mending gue di rumah, makan, tidur, berak, maen game. Ngapain ikut manjat tebing gitu, capek tau..."
Nah, di conversation seperti itu pun kita udah tau kalau si Wan itu sifatnya pemalas. Tapi inget lagi nih, di berbagai kesempatan/ ruang, kita harus ngasih visualisasi bentuk fisik dan sifatnya, jangan salah satunya aja.
7. Masukkan Bahasa atau Istilah Yang Lagi Ngetrend
Kata temen gue yang magang di salah satu penerbit konvensional, bahasa atau istilah yang lagi ngehits ini menjadi pertimbangan juga. Sering-sering bergaul, serap beberapa istilah yang sering diucapkan/ trend. Pilihan gaya bahasa "gue", "aku" atau "saya", bisa jadi sangat vital buat naskah yang lagi kita bikin. Ini langkah yang gak mudah juga soalnya disinilah biasanya ada benturan antara idealisme penulis dan penerbit.
8. Setting
Setting atau tempat ini gak perlu lagi gue perjelas panjang lebar. Tapi harus diketahui, mendeskripsikan setting ini sama pentingnya dengan mendeskripsikan tokoh. Menurut gue pribadi, mendeskripsikan setting lebih sulit daripada tokoh, apalagi kalau settingnya untuk novel fantasi kayak Narnia, The Hobbit, Harry Potter yang settingnya lebih kayak cerita dongeng/ khayalan. Kenapa lebih sulit mendeskripsikan setting? soalnya setting ini lebih luas dengan objek yang lebih bervariasi. Penulis harus dengan cerdik menempatkan objek pada sebuah setting/ tempat melalui tulisan.
9. Ciptakan Konflik Yang Dahsyat
Pahlawan dan penjahat udah ada, terus mau gimana lagi nih? ya pastinya menciptakan sebuah konflik yang melibatkan kedua tokoh tersebut. Misalnya kasus yang paling sederhana adalah si penjahat ini ternyata yang bunuh orang tua si tokoh yang baik/ pahlawan. Kemudian si Pahlawan memutuskan untuk mencari si penjahat. Nah pada saat itulah konflik-konflik mulai diselipin satu persatu. Misalnya ketika si Pahlawan ingin menghukum si Penjahat ternyata si penjahat ini menyandera pacar / kerabat dari si Pahlawan. Disaat itulah peran penulis untuk menyelesaikan konflik dibutuhkan. Susunlah tata kalimat yang pas untuk menggambarkan situasi yang sedang terjadi dan berikan kejutan-kejutan ke pembaca.
10. Tunjukkan Perilaku dan Etika Yang Benar.
Sebagai penulis, kita juga harus menanamkan nilai moral ke pembaca. Kalau penjahat salah, si penulis harus menghukumnya dengan cara bagaimana pun. Kalau pun si Penjahat gagal di tangkap, dengan maksud untuk melanjutkan ke sekuel berikutnya, setidaknya si penjahat gagal mendapatkan apa yang dia mau. Misalnya si penjahat ini mencuri berlian, entah gimana caranya, si pahlawan ini akhirnya bisa mendapatkan lagi itu berlian namun si penjahat lepas.
Nah, itu dia sedikit tips nulis sebuah karya fiksi yang gue rangkum dari berbagai sumber (linknya ada di bawah). Semoga aja bisa ngasih sedikit semangat dan inspirasi buat orang-orang yang berniat nulis fiksi fantasi/thriller ini. Gue berharap kedepannya novel fiksi fantasi/ thriller buatan orang Indonesia bisa tambah banyak dan lebih bervariasi. Soalnya kalau novel fiksi fantasi buatan luar tuh mahal euy, huehuehue...
Refrensi dari berbagai sumber:
fiksi itu kayak heri potret itu ya gan?
ReplyDeletesaya malah lebih suka novel yang dialami langsung oleh penulisnya...contoh : laskar pelangi.
Iya, nah makanya di Indonesia novel yg dialami langsung sama penulis itu yg lebih laku. Ya emang sih novel yg gitu buat penulis lebih mudah menuliskan peristiwa-peristiwa di dalamnya, jadi tinggal kemampuan nulis si penulisnya aja yg menentukan. Disini, gw cuman mau bilang kalo nulis fiksi itu seru, jadi ada alternatif lah buat penulis pemula. :D
Deleteyuuk mari kita sama-sama bikin novel fiksi..
ReplyDeletehalaah..
:P
Wkwkwk.. yuuuuukk mas,, aku gak mau jikalau aku di madu.. kecrek kecrek.. :D
Deleteyaelaah.....
DeleteSatu lagi, harus berani berimajinasi dan berpikir di luar kotak.... Harry Potter bisa kayak gitu, karna JK Rowling-nya berani berimajinasi, lho... :D
ReplyDeleteBener, imajinasi yang seliar-liarnya.. :D
DeleteSaya suka JK Rowling. Begitu juga Suzanne Collins dalam Hunger Games
DeleteNaskah lu gimana?
ReplyDeleteBelum ada jawaban nih udah mau 4 bulan juga, hiks..
Deletekirim kemana? gasmed? kalau udah 4 bulan gitu, siap2in jantung cadangan, bro... biasanya penolakan, tuh. serius.... :(
DeleteBukune, iya udh di siapin jantung cdangan sama penerbit cadangan,, :D
Deletekalo ke gramedia caranya gampang ga..?
Deleteatau sama saja,,nunggu..!
huahahhaha...
paling kagak bisa baca novel fiksi, soalnya tulisan tidak EYD alias susah dicerna + tidak jelas, lebih enak baca buku sastra kalau gw pribadi :)
ReplyDeleteHaha,, iya novel fiksi buat dengan khayalan tingkat tinggi dari penulisnya buat kita harus memvisualisasikan sendiri gmn khayalan si penulis tersebut.. :)
Deleteaku belum coba nulis novel fiksi tapi dari beberapa temenku udah coba dan hasilnya bagus lo karya novel anak-anak muda zaman sekarang. Fantasinya tuh lebih dapet :))
ReplyDeleteyang pasti nilai moral dan etika itulah yang harus ditanamkan dalam sebuah novel agar tetap menjadi karakter budaya menulis bangsa.
Wah novelnya apa aja tuh? kalo ada di toko buku entar gw cari. :)
Deletebeneran,ane udah nyoba berkali2 lho, tapi ngga betah sama ide yang sama,
ReplyDeletepernah nulis udah nyampe bab 10, tapi kemudian berhenti n semua tulisannya dibuang,,, -_______-"
bayangin tuh, kadang semangt, kadang ngga, bikin tips supaya semangt nulis dong...
salam kenal ya, berhasl jadi member ke 548 nih, kalo berkenan folbek, makasih
Salam kenal juga bos, haha.. tips supaya semangat nulis? wah itu tergantung setiap personal.. :D
Deletenah, karena itu tergantung personal , berarti kita hrus temukan tips yang bisa merangkul banyak orang *enak ya pelukkan
Deletehayooo,, tantangan lho, kalo nulis blog beda lagi, ide datang darimana aja, nulisnya pun bebas suka2 kita
Saya udh suka nulis fiksi dari SMP sampe skrg udh mau masuk 22 thn... Tp pesimis bgt sm novel2 fiksi indo krn kurang diminati... Hiks hiks... Gimana yaaaa.....
Deletekalo saya masih agak kaku kalo nulis novel sob :D
ReplyDeleteYah, emng harus dilatih terus.. :)
Deleteayo semangat bang feb.
ReplyDeleteTapi suer, novel fiksi lebih sulit kalo menurut gue.
Kalo boleh minta rekomen, novel fiksi indonesia yg perang-perangan gitu ada gak kang?
Yoi, kalo novel fiksi buatan indo yg perang-perangan? hmm, kurang tau juga tuh,. haha
DeleteTips nya keren. Saya malah sampai sekarang belum pernah berhasil menulis fiksi hehehe
ReplyDeletesaya baru sadar tenyata nulis novel fiksi itu tidak sembarangan, dan tidak semua orang bisa,,
ReplyDeletetipsnya sangat bermanfaat sekali bang :)
tulisannya bagus-bagus, gan...makasih sharingnya :)
ReplyDeletewaaahhhhhhhhh keren niih Om Feby udah bisa nulis buku jadi enulis.. keren lah..
ReplyDeletebtw aku susah bikin paragraf pendek2.. pasti kepanjangan.. apa di bagis dua aja ya?
Serbuan pagi ^^ Semangat...semangat...
ReplyDeleteThank's ya gan buat buat semua tipsnya...
ReplyDeleteGw jg lg buat fiksi fantasi neh, ada perang perangnya juga, mohon kalau sempat dan sudi tlong carikan buku yg sama sprt pny gw critanya,
ReplyDeletekeren banget. manfaatnya banyak buat penulis-penulis pemula di tanah air biar bisa maju melebihi novel-novel di luar sana
ReplyDeleteSatu tips lagi bang, jangan terburu2 menyelsaikan novelnya hanya gara2 iming2 duit. Penulis fantsy kta nh terlalu terburu2 gara2 angan2 duit sehingga novelnya jadi sembarangan, ingat bro JRR Tolkien (the hobbit, the silmalirion, the lord of the rings trilogy) menyelsaikan lotr trilogy dalam waktu sepuluh tahun,terbukti kan hasilnya bagus. Emang berbeda menulis untuk berkarya sama menulis untuk duit.
ReplyDeleteahh... kakak pelittt nihh!!! nggak boleh di copyy !!! nggak seru ahh!! :)
ReplyDeleteSaya udh suka nulis fiksi dari SMP sampe skrg kuliah jg masih suka... Tp pesimis bgt liat peminat novel fiksi indo... Hiks hiks... Ada ga sih perkumpulan penulis amatir novel fiksi gitu? Mau donk ikutan...
ReplyDeleteIkut membaca tulisan amatir saya, dan siapa tau ada komentar atau masukan...
ReplyDeletehttp://amateurwriting.wordpress.com/
Terima kasih ^^
umur ku 12 tahun, tapi aku sudah hampir menyelesaikan setengah cerita dari buat buat novel fantasi,, makasih kak atas info nya.. jadi tambah semangat nih nulis ceritanya.. tpi klo misalnya sy sdh menyelesaikan novel yang sy bkin, dan kata perkataan dari buku tersebut udah baku.. bgaimana caranya klo mau cari penerbitnya kak, dmana klo ingin dapat penerbit?
ReplyDelete@Fachrin Ikhram kalo novel fantasi untuk Indonesia masih jarang, coba bukune, gagasmedia atau sheila fiction.
ReplyDeleteklo aku pengen bikin, tp aku kurang pandai ngerangkai kata - kata. padahal ide udah numpuk. jd kurang pede -_-
ReplyDeletebtw thanks tipsnya :)
thanks tipsnya :)
ReplyDeleteaku pengen bikin, tapi aku kurang pandai ngerangkai kata & ngedeskripsiin gerak - gerik tokohnya. Padahal ide numpuk.
mohon pencerahannya bang :)
Terimakasih sarananya supaya lebih banyak lagi melahap novel fiksi._. Kalo saya boleh sarankan.novel milik kakRuwi Meita--yang baru saja saya baca: juga bagus.Banyak kata-kata menarik yang kak ruwi pakai._. Kalau boleh tanya kak,novel fiksi apa saja yang menarik untuk dibaca selain itu juga ada banyak pelajaran yang kita dapat?._.
ReplyDeleteHalo Kak, namaku Vina umurku 12 tahun, aku suka membaca novel, aku juga suka membuat novel. Namun terkadang waktuku untuk menulis sangat terbatas. Selalin aku seorang pelajar, aku juga seorang perenang. Padahal aku sangat ingin menjadi penulis. Aku sudah menulis novel fiksiku beberapa chapter, tapi kadang - kadang aku bingung untuk memasukan unsur "gaul" atau bahasa2 anak2 muda jaman sekarang. Boleh pake bahasa Inggris? Cerita novelku ada yang karakternya dari luar negeri. Boleh pake bahasa Inggris nggak? Atau harus di artikan / diterjemahin ? Karena kebanyakan novel2 yang aku baca bahasa Inggris otomatis ide2ku menggunakan bahasa Inggris. Tolong sarannya ya Kak. Satu lagi kl aku mau bikin latar tempatnya di Semarang, boleh nggak kalo latar2 tempatnya ada yang nggak beneran ada di Semarang. Tolong sarannya ya, kak. Saya masih pemula, jadi bisa nggak kl mau tanya lebih lanjut sm kakak ? Di Facebook atau yg lain... terima kasih... ^_^
ReplyDeleteEmm, kalo karakternya orang bule, boleh lah pake Bahasa Ingris. Sebenernya, itu tergantung editornya kalo nanti ternyata lolos di penerbit. Soal latar, lebih baik asli sih, misal di Semarang ambil beberapa tempat disana, kata orang sih fiktif juga gak apa2, asal deskripsinya kuat, soalnya kan itu buatan kita. Beda kalo latarnya asli, gak begitu kuat deskripsinya juga gak apa-apa karena beberapa pembaca, mungkin aja pernah kesana jadi gak perlu deksripsi yang terlalu detil. Bisa kok kalo mau tanya2, tapi gw juga masih pemula lho ya, haha.. via twitter, fb silahkan. Fb di inbox aja ya.. :)
DeleteIzin copas gan
ReplyDeletethx bro tipsnya mantap,ak lg buat novel fantasy nih,tapi ud lama gak kelar" hehehe
ReplyDeletesusah nyari nama yg unik buat tokoh" penting, oh ya bro kalo misalnya kita pake nama yg sama dri novel atau cerita orang lain kira" boleh gak ya?
Gak boleh bro melanggar hak cipta. Masih banyak kok sesuatu yg unik, gali sendiri, karena keunikan itulah yg buat karya kita mengundang orang untuk membelinya bro. :)
DeleteMakasih gan, tipsnya. Paling setuju ma poin ke-10. hehe...
ReplyDeletekunjungan balik ya,
www.deoheaven.com
Makasih...
Izin copas ya :) Thanks
ReplyDeleteSaya sudah mulai membuat novel fiksi fantasi dan remaja. Bertemakan peperangan, persahabatan, dan cinta segitiga. Novel yang saya buat sudah mendapat apresiasi tinggi dari teman-teman saya dan juga sudah mendapat support dari orang tua. Penyelesaian novel masih mencapai 45%. Hanya saja saya sulit untuk menentukan waktu menulis yang tepat bagi saya yang seorang pelajar. Jadi saya mau tanya, kapan waktu menulis yang tepat untuk mendapat banyak inspirasi?
ReplyDeleteKapan waktu yg tepat itu cuman diri kita sendiri yang tau. Saran gue, kalo mau nulis ya sehari itu dihabiskan untuk nulis aja. Kalo gak ada semangat, atau semangat nulisnya gak banyak ya jgn dipaksain nulis.
Deletesaya sudah membuat novel fiksi fantasi dan remaja. Tahap pembuatan masih 45%. Bertemakan peperangan, persahabatan, dan cinta segitiga. Novel yang sudah saya buat telah mendapat apresiasi tinggi dari teman-teman saya dan juga sudah mendapat support dari orang tua. Masalahnya, saya tidak tau kapan waktu menulis yang tepat bagi pelajar? Mohon bantuannya?
ReplyDeleteKayaknya pada semangat semua mau bikin novel. Ikut ah..
ReplyDeleteThanks ya :) Materi kamu berguna buat materiku. Ntar aku cantumin nama kamu di kredit referensi :)
ReplyDeleteNice post
ReplyDeleteBtw bantu review novel ku dong, newbie nih
http://axunkreds.blogspot.com/?m=1
Menurut ane lebih seru klo hasilnya twist atau bad ending
ReplyDeleteKeren. Cek juga di http://www.vracarsa.net/2016/03/panduan-menulis-fiksi/
ReplyDeletekalau misal mau nilis fiksi dengan latar sperti harpot/LOTR apa harus pake bahasa ngetrend juga?
ReplyDeleteDalan komentar-komentar di atas kata "fiksi" kok seolah merujuk pada "fiksi fantasi" yang dimaksud penulis blog ini ya?
ReplyDeleteEntah. Ketika membaca komen saya merasa sangat terhibur. Sungguh bukan maksud menertawai. Tapi respon kalian terhadap fantasy sungguh tinggi. Itu mengembirakan hati ku.
ReplyDeleteKuharap kalian bisa bersabar. Akan ku hidangkan sedikit pemuas nafsu untuk kalian.
Bahari23