Skip to main content

Posts

(GoVlog-Umum) Jalan Bareng Nyokap

Tok.. Tok.. Tok... "Dek, mau ikut gak jalan-jalan sama mamah?" pembantu gue ketok-ketok kamar gue dan sumpah suaranya mirip kuda nil pas lagi nguap. "Iya teh," jawab gue sambil nguap terus kucek-kucek mata. Dengan jalan yang masih kayak zombie gue ambil handuk terus ke WC. Setelah sekitar dua puluh menit kemudian (sepuluh menit terbuang untuk boker) gue keluar WC dengan bahagia dan sedikit menggigil. Dengan segera gue ke kamar pakai baju kaos dan celana pendek, mirip mas-mas tukang parkir, tapi lebih ganteng dikit. Abis pake baju gue langsung ambil deodorant gue dan gue gosok-gosokin dengan ganas ke ketek gue, ya menurut gue jasa deodorant ini sangat berarti bagi kehidupan, tentunya lo gak mau kan diputusin sama pacar lo karena bau ketek. Contoh: (kondisi dimana si cewek lagi gondal-gandul pegangin tangan si cowok) Si cowok: "Sayang, mau kemana kita hari ini?" Si cewek: "Mau ke.. Uuuh, ketek kamu kok bau anyir gitu sih!" Si cowok: "M

Postingan Iseng

Akhirnya gue nulis lagi setelah berabad-abad lamanya. Postingan gue kali ini bisa dibilang postingan iseng, soalnya gue cuma mau bercerita tentang apa aja yang gue lakuin selama delapan hari puasa ini. Cerita gue mulai dari akhir bulan juli kemarin. Saat itu gue ditugaskan untuk nemenin nyokap sama bokap belanja di salah satu supermarket di kota Bandung, sebut saja nama supermarket itu Bunga (bukan Bunga Citra Lestari atau Bunga Zainal). Seperti ibu-ibu rumah tangga lainnya yang penuh persiapan menjelang bulan ramadhan, nyokap gue juga belanja kayak orang kesurupan. Ya, nyokap gue selalu antusias di kala harus belanja bulanan, untungnya di supermarket itu gak ada tulisan diskon 30%, karena hal itu akan membuat nyokap gue semakin sadis dalam mencomot barang. Gue sebagai anak yang berbakti kepada orang tua tentunya gak lepas dari pekerjaan mendorong troli, sedangkan bokap sama nyokap sibuk mengincar buruan mereka masing-masing. Namun di tengah kelesuan itu tiba-tiba ada yang buat gue ja

Mengenang Kera Sakti (Journey To The West)

Seekor kera, terpuruk terpenjara dalam gua.. Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa.. Bertindak sesuka hati loncat kesana-kesini.. Hiraukan semua masalah dimuka bumi ini.. Gak, gue bukan lagi buat puisi. Sobat masih inget gak itu penggalan dari lirik lagu apa? Yup, itu adalah lirik dari film yang dulu setiap sore gue tunggu kehadirannya di indosiar. Setelah era ksatria baja hitam RX, banyak banget film anak-anak bermunculan kayak ninja jiraiya dan kawan-kawan. Tapi setelah itu, setelah gue beranjak SMP, gak ada lagi film yang bener-bener membuat booming dunia anak-anak. Memang masih ada beberapa film sih, tapi tema film anak-anak yang gitu-gitu aja membuat kami, rombongan anak-anak SMP dan sederajat, berasa mengalami kebosanan tontonan dan mengakibatkan kami lebih memilih baca komik. Sampai tiba pada saat film kera sakti (Journey to the west) muncul ke dunia pertipian Indonesia. Inilah saat-saat gairah menonton tipi kembali muncul.  Foto 1. Inilah dia keluarga kecil SunG

Anak Kos Saat Bulan Puasa

Kalo ditanya gimana sih kehidupan anak kos? gue hanya bisa bilang suram. Tapi, gue gak tau ya kalo anak kosan itu tajir mampus, anaknya pengusaha tape atau tahu atau apalah, yang jelas bagi anak yang memiliki uang jajan bulanan yang pas-pasan jelas jawabannya adalah malapetaka. Gue pernah bareng temen ngecek saldo di depan kampus dan hasilnya. "Anjiiiir, masih dua ribu lima ratus rupiah, dasar orang tua durhaka," kata temen gue yang gue rahasiakan identitas namanya soalnya dia gak mau terkenal di blog gue (kayaknya gak penting deh). Ya, begitulah yang namanya anak kosan, ia selalu mendewakan awal bulan dan menangis di akhir bulan. Anak kosan selalu merana di kala dompet sudah menipis sedangkan kebutuhan meningkat. Alhasil, anak kosan selalu ngutang dulu dengan anak kos lainnya atau penjaga warkop sekitar. Nah, bagaimana anak kosan mendalami bulan puasa? apa yang biasanya mereka lakukan saat bulan puasa? oke, gue akan membeberkan sedikit fakta yang gue kumpulin dari temen-te

Tragedi Lepasnya Luki | Part 2 (End)

Sebelum membaca postingan ini, baca terlebih dahulu part sebelumnya disini . Setiap menit dan setiap jam berlalu, warga sekitar (masih) terus menanti dan mewaspadai kedatangan Luki yang bisa jadi tiba-tiba itu. Pemandangan rumah warga jadi bisa ditebak. Kalo biasanya gak ada yang nyiapin sapu di depan rumah, sekarang banyak yang pajang sapu di depan rumah buat jaga-jaga siapa tau pas lagi duduk-duduk di teras tiba-tiba Luki nyerang. Ilham sebagai pemilik monyet pemakan segala itu terus menanti hewan peliharaannya itu datang ke pelukannya lagi. Ilham selalu rindu akan keberadaan Luki disisinya. Sampai-sampai kehilangan Luki ini udah kayak kehilangan pacar.   “Bik, gue sedih banget nih Luki lepas, dimana ya Luki sekarang? Apa dia baik-baik aja sekarang? Makannya gimana ya?” “Udah tenang aja lo ham, Luki pasti balik lagi, dia tuh monyet yang pinter.” “Tapi kan dia pasti kedinginan diluar sana.” “Kagak, gue yakin sekarang Luki ada di pohon-pohon yang banyak daunnya terus berteduh dis