Skip to main content

Review Film: The Guys, Ada Apa Dengan Raditya Dika?


The Guys, lagi-lagi Raditya Dika mengeluarkan film dengan genre andalannya, Drama Komedi. Apa hasilnya untuk film The Guys ini? Lagi-lagi, Raditya Dika memulai dengan sosok utama yang susah dapat pacar. Di sini, gue ngerasa, lho kok kayak film Single ya?? Untungnya, komedi-komedi khas Raditya Dika cukup mengena, terbukti penonton pada ketawa. Cerita The Guys ini, singkatnya tentang empat sekawan yaitu Alfi, Rene, Sukun dan Aryo yang menjalani kehidupan pegawai biasa. Ada ambisi dari Alfi yang diperankan Raditya Dika, untuk menjadi boss. Nah, si Alfi ini suka sama cewek yang bernama Amira yang diperankan oleh Pevita Pearce.

Komedi menurut gue cukup kuat pada karakter Sukun yang orang Thailand "baru" 2 tahun di Indonesia, tapi ngomong Indonesia nya belum lancar-lancar. Pedekate Sukun ke cewek yang nyebut si cewek itu cabe-cabe an sampai ngomong mau meninggal padahal maksudnya ninggalin Indonesia jadi bukti betapa somplaknya Bahasa Indonesia si Sukun. Kelucuan-kelucuan empat sekawan tersebut sepanjang film, yah, menurut gue cukup kena walaupun komedi itu juga relatif sih. Cerita setelah kehidupan The Guys yang kompak kemudian berkembang. The Guys, punya bos yang namanya Jeremy yang diperankan oleh Tarzan. Oke, dalam hati gue, "sekarang mirip My Stupid Boss". Bisa di tebak, si Jeremy ini boss yang disegani oleh The Guys lantaran masing-masing pernah ngalamin "kegalakan" si boss. Singkat cerita nih, si Amira tertarik sama sosok Alfi yang menurutnya berbeda. Alfi, dengan jantan jadi tameng bagi Amira pas dimarahin sama Pak Jeremy lantaran gagal persentasi di hadapan klien terbesar perusahaan. Jujur part itu menurut gue cool banget.

Konflik kemudian muncul ketika Alfi tau kalau Pak Jeremy tuh ternyata adalah Bokapnya Amira. Sialnya lagi, Pak Jeremy dan Nyokapnya Alfi yang single parents saling jatuh hati. Wah, kalau gitu gimana dong nasib nya Alfi sama Amira? Nah, di sini gue gak mau jelasin gimana hasil akhirnya, soalnya entar yang mau nonton gak penasaran lagi, hehe.. Begini deh, gue selalu nonton film-film Raditya Dika. Menurut gue, ada yang hilang dari karya Raditya Dika yang satu ini. Gue lihat sih, yang nulis ceritanya bukan Raditya Dika sendiri, mungkin ada pengaruh nya ya. Sebenarnya sudah oke, tapi entah kenapa ada yang kurang renyah dari segi kemasan plotnya. Kalau dibandingin sama Film Single yang bergenre sama, gue masih lebih suka Single. Mungkin beberapa orang ngerasa, mulai bosan sama apa yang ditawarkan Raditya Dika. Mungkin juga nih, inilah saatnya Raditya Dika berpikir keras untuk menghasilkan sebuah film yang gak gitu-gitu aja.

Rating Pribadi:

Comments

  1. Gara-gara Single, saya jadi nggak tertarik nonton Hangout atau The Guys ini. Hmmm. Bener kata kamu di akhir review ini, Feb. Setuju.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenang Kera Sakti (Journey To The West)

Seekor kera, terpuruk terpenjara dalam gua.. Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa.. Bertindak sesuka hati loncat kesana-kesini.. Hiraukan semua masalah dimuka bumi ini.. Gak, gue bukan lagi buat puisi. Sobat masih inget gak itu penggalan dari lirik lagu apa? Yup, itu adalah lirik dari film yang dulu setiap sore gue tunggu kehadirannya di indosiar. Setelah era ksatria baja hitam RX, banyak banget film anak-anak bermunculan kayak ninja jiraiya dan kawan-kawan. Tapi setelah itu, setelah gue beranjak SMP, gak ada lagi film yang bener-bener membuat booming dunia anak-anak. Memang masih ada beberapa film sih, tapi tema film anak-anak yang gitu-gitu aja membuat kami, rombongan anak-anak SMP dan sederajat, berasa mengalami kebosanan tontonan dan mengakibatkan kami lebih memilih baca komik. Sampai tiba pada saat film kera sakti (Journey to the west) muncul ke dunia pertipian Indonesia. Inilah saat-saat gairah menonton tipi kembali muncul.  Foto 1. Inilah dia keluarga kecil SunG

Balada Perut Mules

Warning: Postingan ini akan merusak selera makan anda. Yang lagi makan sebaiknya di stop dulu. Terimakasih. Akhir-akhir ini gue dilanda lagau (baca: galau). Bukan karena cinta, bukan juga karena gue tidak kunjung mendapatkan gelar S1, tapi gue galau karena kondisi perut gue yang gak enak banget. Gue gak tau kenapa ini terjadi. Gue ngerasa ada angin yang muter-muter di perut gue dan gue merasa ada "sesuatu" yang minta dikeluarin dari bokong gue. Sesuatu itu adalah.... ah, di skip aja, kalau gue kasih tau bentuknya gimana, wananya apa, lembek apa keras, ntar para pembaca jadi pada muntah di depan monitor. Melihat ketidakberesan itu, besoknya gue langsung konsultasi sama nyokap. Disaat-saat seperti ini nyokap memang tempat yang pas buat mengadu. "Mah, perut Feby kok mules gini ya, gak enak banget." "Owh, sama dek, mamah sama papah juga gitu, lagi musim." "Lho, memang ada ya musim perut mules gini, Mah?" "Ya ada lah. Mungk

Download Final Draft 9 + Crack

Final Draft bukan game sekuel Final Fantasy ya, final draft ini adalah software untuk mempermudah dalam menulis skenario. Kalau nulis di word biasa, ribet banget, kita bener-bener memang harus nulis lagi formatnya. Nah, kalau di final draft, kita diingetin format-formatnya. Misalnya, kita pilih scene header, entar kita ketik huruf "I" aja sudah nongol INT. Seperti screenshoot di bawah ini: Untuk mengatur Scene header, action, dialog, ada di tab script elements seperti di bawah ini: Gampang kan? Yoi, nulis skenario jadi lebih ringan dengan final draft. Link Downloadnya di bawah ya... Semoga bermanfaat buat temen-temen yang pengin nulis skenario. DOWNLOAD FINAL DRAFT 9 + CRACK