Skip to main content

Penulis, Antara Idealis dan Realistis

Kembali lagi bersama gue, Aliando GGS (Ganteng-Ganteng Somplak). Di postingan ini, gue mau berfikir bareng sama pembaca blog gue yang lagi khilaf. Dulu, gue tuh nggak punya passion di dunia menulis. Titik balik gue menyukai menulis adalah ketika gue baca novel 'Kambing Jantan', Raditya Dika. Novel itu dulu mengajarkan gue kalau nulis itu nggak perlu harus berakrobatik. Nulis simpel pun asal idenya menarik juga bisa kok. Nah, setelah itu gue lebih serius ngeblog. Nulis di blog bawa berkah tersendiri buat gue. Gue jadi punya banyak teman baru di dunia maya, banyak info yang gue dapat dan yang lebih penting adalah gue bisa mengasah kemampuan menulis gue yang sebelumnya nggak pernah gue asah. Dari blog jugalah rezeki gue datang. Tepatnya di postingan yang tentang anak kosan, seseorang bernama Iyas Maldaz komentar dan ternyata itu adalah perantara gue memasuki dunia menulis ide cerita FTV. Berkat Iyas Maldaz, gue kenal sama Pak Puguh P.S Admaja yang ngasih gue kesempatan masuk ke sctv untuk nulis ide cerita FTV di sana. Ide cerita FTV pertama gue yang diterima saat itu adalah 'Cewek Kepo Mengejar Cinta' dan itu membuat gue semakin semangat untuk nulis ide cerita. Setelah itu, alhamdulillah gue menelurkan beberapa ide cerita lagi yang di acc. Terus, apakah dengan itu gue sekarang tajir?

Dulu, setiap gue ke toko buku, gue selalu mikir kalau penulis-penulis buku tuh pasti kaya-kaya. Gimana nggak, satu buku kan harganya rata-rata 30 ribuan ke atas, nah kalau terjual 100 eksemplar, sudah 3 jutaan tuh. Tapi, setelah gue tahu kalau ternyata penulis cuman dapat 10% dari hasil penjualan ditambah potongan pajak, gue langsung mikir ulang, "Oh, jadi penulis tuh pendapatannya cuman segini?"

Paradigma gue tentang penulis berubah total. Pada akhirnya, setelah gue berkecimpung di dunia FTV-FTV, gue jadi ngerti betapa beratnya perjuangan seorang penulis. Seperti di postingan gue sebelumnya, naskah novel gue di terima salah satu penerbit dan mungkin pertengahan atau akhir tahun 2015 entar bakal cetaknya. Tentunya gue seneng banget dengan pencapaian itu, tapi apakah penghasilan dari buku itu nantinya mampu menghidupi gue? Jawabannya nggak. Gue lebih suka menyebut kalau karya berbentuk buku itu adalah karya idealis gue. Untuk hidup, gue lebih ke sinopsis FTV atau bahkan mungkin nanti merambah skenario. Lalu timbul pertanyaan gini: Lho, kan kalau kita punya kenalan banyak, jadi penulis buku juga bisa jadi sumber penghasilan bagus? Oke kalau semua kenalan kita itu mau beli buku kita, kalau nggak? Misal punya kenalan 1000 orang, eh yang mau beli bukunya cuman 50 orang aja. Emang sih ada efek dari mulut ke mulut, tapi itu nggak menjamin sepenuhnya, tetap harus ada peluang lain yang kita ambil dong biar isi dompet gak kering-kering amat.

Penulis terkenal seperti Raditya Dika pun pernah mengakui kalau Dia nggak bisa hidup kalau cuman mengandalkan penghasilan dari buku. Soalnya, sebuah karya itu ada masanya. Setelah dilupakan, maka para creator harus membuat karya baru lagi biar orang-orang senantiasa mengingat namanya. Penulis itu juga seniman. Dan seniman itu mencari makan dari karya, betul?

Lika-liku seorang penulis nggak cuman di materi, tapi juga di ide. Makanya, penulis itu sebisa mungkin menyimpan rapat idenya biar nggak di colong orang. Nah, di dunia ide cerita FTV yang gue jalani ini jujur aja gue beruntung ketemu Iyas Maldas sama Pak Puguh karena mereka orang-orang yang amanah. Gimana kalau gue ketemu sama orang yang nggak jujur? bisa-bisa ide cerita gue di sadur sama tuh orang kan? terus ganti nama. Iya, bisa di bilang, di dunia menulis juga kita harus ketemu dengan chanel yang tepat. Tapi, di dunia menulis kejahatan dan kecurangan seperti itu sudah biasa terjadi. Gue beruntung belum pernah ngalamin itu.

Jadi, tinggal kita pilih sendiri, mau jadi penulis yang idealis atau realistis? Gue sih milih dua-duanya. muahahahahaha.... 

Oh iya, buat temen-temen yang tertarik nulis ide cerita untuk FTV, kalau ada yang mau ditanyain boleh juga deh nanya di kotak komentar postingan ini ya. Tapi, dilarang nanya honornya berapa ya, hihihi...

Comments

  1. Bang, honornya berapa ya, hihihi.... #kaboor

    NB: Cek imel. Mau konsultasi sinops lagi. :D

    ReplyDelete
  2. bro honor dari nulis sinopsis brp? cukup ga buat jajan cilok?

    ReplyDelete
  3. nte, cuma buat ide cerita aja bro? wuih...... keren

    ReplyDelete
  4. Selamat bro udah ketemu jalannya. Jangan pindah jalur karena nemuin sesuatu yang lebih berkilau yah. ^_^

    ReplyDelete
  5. ngirim ide ceritanya bisa lewat email gak ya???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah, gw ngirim lewat email terus kok mas Rajasa.. :D

      Delete
  6. asslkm. Saya tertarik menulis ide cerita untuk FTV. Biasanya sy nulis buku dan cerpen. Mohon informasinya.

    ReplyDelete
  7. mas, saya punya skenario untuk dijadikan ftv dan film ,apakah aman kalau langsung kirim ke production house lewat email? saya bingung mau disampaikan kemana ini skenario, karena email informasi dari para ph tidak pernah membalas email pertanyaan saya, trims.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenang Kera Sakti (Journey To The West)

Seekor kera, terpuruk terpenjara dalam gua.. Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa.. Bertindak sesuka hati loncat kesana-kesini.. Hiraukan semua masalah dimuka bumi ini.. Gak, gue bukan lagi buat puisi. Sobat masih inget gak itu penggalan dari lirik lagu apa? Yup, itu adalah lirik dari film yang dulu setiap sore gue tunggu kehadirannya di indosiar. Setelah era ksatria baja hitam RX, banyak banget film anak-anak bermunculan kayak ninja jiraiya dan kawan-kawan. Tapi setelah itu, setelah gue beranjak SMP, gak ada lagi film yang bener-bener membuat booming dunia anak-anak. Memang masih ada beberapa film sih, tapi tema film anak-anak yang gitu-gitu aja membuat kami, rombongan anak-anak SMP dan sederajat, berasa mengalami kebosanan tontonan dan mengakibatkan kami lebih memilih baca komik. Sampai tiba pada saat film kera sakti (Journey to the west) muncul ke dunia pertipian Indonesia. Inilah saat-saat gairah menonton tipi kembali muncul.  Foto 1. Inilah dia keluarga kecil SunG

Balada Perut Mules

Warning: Postingan ini akan merusak selera makan anda. Yang lagi makan sebaiknya di stop dulu. Terimakasih. Akhir-akhir ini gue dilanda lagau (baca: galau). Bukan karena cinta, bukan juga karena gue tidak kunjung mendapatkan gelar S1, tapi gue galau karena kondisi perut gue yang gak enak banget. Gue gak tau kenapa ini terjadi. Gue ngerasa ada angin yang muter-muter di perut gue dan gue merasa ada "sesuatu" yang minta dikeluarin dari bokong gue. Sesuatu itu adalah.... ah, di skip aja, kalau gue kasih tau bentuknya gimana, wananya apa, lembek apa keras, ntar para pembaca jadi pada muntah di depan monitor. Melihat ketidakberesan itu, besoknya gue langsung konsultasi sama nyokap. Disaat-saat seperti ini nyokap memang tempat yang pas buat mengadu. "Mah, perut Feby kok mules gini ya, gak enak banget." "Owh, sama dek, mamah sama papah juga gitu, lagi musim." "Lho, memang ada ya musim perut mules gini, Mah?" "Ya ada lah. Mungk

Mau Promo Buku Pertama Ah....

Di postingan kali ini gue mau share buku pertama gue bersama Riyan Hasanin . Bukunya secara garis besar bercerita tentang cinta dan persahabatan mahasiswa yang ngekos atau secara genre bukunya adalah komedi romance (emang ada genre kayak itu!). Gue sama Riyan mengerjakan naskah buku ini udah dari tahun kemarin, tapi karena kendala ruang dan waktu (sekarang juga masih sebenarnya), jadinya kita pending dan baru bisa di realisasikan sekarang. Cover bukunya kira-kira seperti ini:   Ya, buku kita diterbitkan melalui penerbit self publishing, LeutikaPrio. Semoga kedepannya kita bisa ke penerbit konvensional. Bukunya total ada 203 halaman yang terdiri dari 10 Bab. Yang berminat beli bisa lihat infonya dan pesan di web LeutikaPrio langsung DISINI atau lewat sms ke LeutikaPrio: 0821 38 388 988, sms aja judul sama nama penulisnya. Selain itu, pemesanan bisa juga lewat twitter @radiokonyol . Kalau mau pesan lewat gue juga bisa. Kontak aja twitter gue, FB gue, YM (foktarista), via E